Senin, 20 Juli 2009

SUBHANALLAH...ALHAMDULILLAH...LAILAHAILALLAH...ALLAHUAKBAR

SMOGA HARIKU SELALU DIRIDHOI ALLAH SWT

Senin, 13 Juli 2009

SD PAB KIDUL II. SMP PABEDILAN 1. SMAN 1 BABAKAN.UPI


Aku Kuliah di UPI. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Tepatnya di UPI Kampus Cibiru, Jurusannya? Tau kan! YA, PeGeeSDe donk. Sekarang sedang KKN di Desa Sukarajakulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Semester 6 mau ke 7. Alamatnya di Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon. SD PABEDILAN KIDUL II. SMPN 1 PABEDILAN. SMA di SMAN 1 BABAKAN. Siapakah aku? (yang ga tau ga gaul he...he...) UPI KAMPUS CIBIRU THE BEST

Kamis, 09 Juli 2009

Malas membaca. pentingnya menulis. tahapan menulis bagi anak SD

MALAS MEMBACA ADALAH DOSA
Generasi penerus bangsa pada masa ini mengalami suatu penyakit yang sangat fatal, lebih fatal dari penyakit kanker yang banyak membunuh manusia akibat keganasan penyakitnya, lebih mematikan dari HIV AIDS, penyakit ini tidak hanya menyerang individu saja melainkan memberikan bencana kepada bangsa. Penyakit apakah itu? Penyakit tersebut yaitu malas membaca, Kenapa demikian? salah satu alasannya yaitu dengan malas membaca berart tidak menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman agar bangsa ini maju. Selain itu alasan yang lebih hakiki adalah karena membaca merupakan suatu kewajiban bagi umat islam, melaksanakan kewajiban berarti menambah pahala dan yang meninggalkan kewajiban dari Tuhannya merupakan perbuatan dosa, lebih jauh lagi apabila dosa tersebut menumpuk maka akan berimplikasi kepada pandangan mengenai surga dan neraka, bahwa orang akan masuk surga apabila ia sedikit berbuaat dosa dan banyak mendapat pahala, begitupun sebaliknya. Jadi, apakah kita mau masuk neraka? Ayau surga yang kita inginkan?
Kita paham bahwa ALLAH SWT menurunkan wahyu pertama melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW yaitu kalimat “iqra…” atau “bacalah…’. Dari puluhan ribu kata dalam Al-Qur’an yang agung kata pertama diawali dengan kata membaca, mengapa demikian . Menurut pandangan orang awam mengatakan bahwa dengan membaca kita akan mengetahui pengetahuan yang ada pada Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup umat manusia. Tapi kita tidak perlu mengkaji terlalu dalam karena terbatasnya ilmu yang penulis miliki. Sehingga dari penjelasan tersebut cukup memberikan kita pemahaman bahwa iiiqra ata membaca dan memahami artinya merupakan kewajiban bagi kaum muslim di seluruh penjuru Dunia.
Malas membaca merupakan perbuatan dosa, karena dengan malas membaca seseorang menjadi kurang wawasan dan pengetahuan, sehingga orang tersebut menjadi bodoh dan tertinggal dari orang lain. Dalam hadits Qudsi disebutkan barangsiapa yang terus-menerus dalam kekurangan (termasuk didalamnya kebodohan) orang semacam ini lebih baik mati. Jika dikaitkan dengan bangsa, bangsa yang malas membaca adalah bangsa yang berdosa, karena bangsa itu telah membiarkan dirinya hanyut dalam kebodohan, sehingga tertinggal oleh bangsa lain. Kalau sudah tertinggal oleh bangsa lain, maka sulitlah bagi bangsa itu untuk maju. Oleh karena itu hendaklah kita menghindarkan diri dari malas membaca, karena malas membaca juga merupakan dosa besar yang akibatnya tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tapi juga oleh bangsa dan negara. Membaca juga tidak memerlukan waktu khusus, dimanapun, kapanpun kita bisa membaca.
Lalu apakah yang menjadi penyebab kurangnya minat baca masyarakat indonesia? Padahal 80% lebih masyarakat indonesia beragama islam yang harus melaksanakan kewajibannya. Katua Komunitas Minat Baca Indonesia (KMBI) Pusat, Sabarudin menerangkan penyebab tidak adanya minta baca. Beberapa penyebab itu antara lain lingkungan yang tidak mendukung, sarana bacaan yang terbatas dan tidak menarik, serta rendahnya minat dan daya beli, dan sebagainya. Selain itu, dia juga membandingkan jumlah surat kabar dengan penduduknya. Beberapa negara yang dijadikan perbandingan tersebut ialah Jepang, Srilanka, Singapura, Malaysia, Filipina, India, dan Indonesia. Perbandingan surat kabar Jepang yang diterbitkan dengan jumlah penduduknya pada 1991 adalah 1:1,73. Artinya hampir setiap orang Jepang membaca satu koran. Angka yang tidak jauh berbeda terjadi pada tahun berikutnya, 1994 dan 1995, yaitu 1:1,74. Dari semua negara tersebut tadi, Jepang merupakan yang paling gemar membaca media massa. Berikutnya Singapura, Srilanka, Malaysia, Filipina, lalu India. Sedangkan Indonesia ada pada urutan terakhir. Perbandingannyapun mencengangkan: 1:35,5; 1:40,2; dan 1: 41,8 untuk tahun 1991, 1994, dan 1995. Angka-angka itu sederhananya bias dipahami sebagai ukuran tinggi rendahnya minat baca negara masing-masing. Kita lihat negara yang minat bacanya tinggi seperti jepang dan singapura, seperti apa bangsa itu sekarang? Kita mengetahui bahwa bangsa jepang merupakan macan Asia yang menguasai produk elektronik di berbagai negara termasuk di negara-nagara maju. Sedangkan singapura negara yang sangat minim sumber daya alam tetapi dengan Sumber daya manusianya mampu menjadi negara kaya di Dunia.
Tidak perlu kita mencari tahu keadaan Bangsa dari dampak malasnya masyarakat untuk membaca karena hal tersebut sangat jelas tampak di depan mata kita saat ini. Perlu kita merenung dan berbuat sekarang ini untuk mengajak masyarakat untuk lebih menumbuhkan minat baca agar pengetahuan kita senantiasa up to date. Selain itu banyak pernyataan dari kalangan yang hobi membaca bahwa “Hidup lebih bermakna dengan membaca”. Yang menjadi Fokus kita selain menumbuhkan minat membaca adalah dengan memilih bacaan yang baik untuk dibaca agar tidak hanya kemajuan bangsa saja yang dapat tercapai tetapi juga melaksanakan kewajiban kita untuk mencari ilmu yang tiada batas sampai jasad kita di kebumikan, dan Dosa kita selama ini dapat berkurang dengan menambah pahala melalui membaca.
SELAMAT MEMBACA…Semoga ilmu-ilmu yang baik dan bermanfaat kita dapatkan dari membaca



PENTING ATAU TIDAK HARUS MAMBACA
Membaca merupakan aktifitas yang menyenangkan sekaligus mencerahkan. Membaca membantu kita lebih berwawasan, sukses dan hidup lebih baik. “Saya pilih menjadi orang miskin yang tinggal di pondok penuh buku daripada menjadi raja yang tak punya hasrat untuk membaca.” Thomas Babington Macaulay (1800-1859), sejarawan Inggris. Begitulah salah seorang sejarawan yang mengartikan pentingnya membaca dirinya, ia lebih memilih didampingi oleh buku dari pada kekayaan harta dunia (menjadi raja). Ungkapan tersebut tidaklah berlebihan karena membaca memang layak mendapat prioritas yang lebih dari aktivitas lainnya. Hal ini sangat dikuatkan oleh buku-buku yang didalamnya berisi mengenai pentingnya untuk membaca; diantara buku-buku tersebut salah satu bacaan ringan yang bagus menurut saya adalah Spiritual Reading karya Dr. Raghib As-Sirjani. Dalam buku tersebut dijelaskan pula bahwa membaca merupakan satu perangkat pembinaan (Tarbiyah), mengantarkan pembaca untuk berpetualang, dan merupakan anugerah yang agung dari Tuhan. Buku tersebut memberikan pencerahan kepada kita bahwa sebagai sarana mendekatkan diri dengan sang Pencipta seperti membaca Al-Qur’an, hadits, dan sejenisnya berarti membacamerupakan ibadah yang mungkin banyak orang belum mengetahuinya.
Memang sangat tidak berlebihan jika membaca merupakan hal penting, secara umum fungsi membaca yaitu mengetahui informasi, untuk hiburan, dan untuk usaha. Tetapi ternyata kegemaran membaca belum dimiliki mayoritas orang, sebab mereka belum mengerti berjuta manfaat dari membaca. Berikut ini adalah beberapa komentar orang-orang yang gemar membaca yang dikutip dari buku Spiritual Reading:
1. Membaca membuat saya lebih mampu dan lebih bisa menyelesaikan tugas-tugas saya.
2. Membaca membuat setiap keputusan saya lebih efektif dan efisien.
3. Membaca membuat peluang saya untuk maju dan semakin baik dalam bekerja.
4. Membaca membuat saya lebih sigap dan lebih tegar dalam menghadpi berbagai krisis dan tekanan.
5. Membaca bisa menumbuhkan rasa percaya diri
6. Membaca membuat saya lihai dan mahir ketika berbicara dengan orang lain
7. Membaca membuat saya lebih teliti, cerdas, dan tanggap
8. Membaca merupakan sarana untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, dan lain sebagainya
Pada point-point diatas merupakan implikasi dari apa yang telah dibacanya, berbeda buku yang sering dibacanya berbeda pula hasil yang diperolehnya. Sebagai contoh; seorang yang sering membaca komik komedi atau bacaan yang lucu mungkin ia akan membuat komentar “Membaca buku membuat saya yang tadinya kaku dalam bergaul menjadi seorang yang humoris”. Jadi apapun yang dibacanya tentu akan memberikan reaksi kepada pembacanya baik itu positif maupun negatif. Contoh, seorang siswa SD yang tidak sengaja membaca sebuah Skripsi kesan pertama yang dirasakan siswa SD tersebut tentu akan banyak membuatnya garuk-garuk kepala alias pusing dan bingung, itu merupakan sebuah reaksi yang muncul karena ketidaksesuaian bacaan dengan tingkat intelektualitas pembaca yamg memberikan kesan membaca itu menyebalkan. Tetapi meskipun begitu apa yang telah dibacanya tidak sia-sia karena ia secara tidak langsung memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan meningkatkan memori atau daya ingatnya. Benarkah hal itu? Jawaban secara sederhananya seperti ini. Ketika siswa SD membaca Skripsi tentu ia akan menemukan kata-kata atau kalimat yang belum dipahaminya dalam waktu beberapa hari mungkin ia akan melupakannya, setelah dalam jangka waktu yang relatif lama ketika ada kata-kata atau kalimat yang sama yang pernah ditemukannya dalam Skripsi yang membuatnya bingung maka siswa tersebut akan merasa pernah mengenalinya, misalnya dengan berkata “Saya juga pernah membaca kata-kata atau kalimat itu, tapi dimana ya?” hal tersebut secara tidak disadari memancing daya ingat siswa untuk flashback terhadap memoriyang dulu ia pernah kenali.
Kasus diatas tentu tidak berlebihan dan sering dialami oleh kita karena faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca salah satunya adalah faktor intelektual, bahkan tidak hanya kata-kata sulit atau kalimat yang belum kita pahami tetapi kata-kata atau kalimat yang sudah kita hafal kadang sering terlupakan tetapi ketika ada citra visual yang dihasilkan ketika melihat kata atau kalimt tersebut akan memungkinkan memori kita untuk Flashback dan berupaya untuk mengingat atau memahami hal tersebut.
Dari sisi pandang ilmu kesehatan, membaca mempunyai manfaat yang sangat baik bagi kesehatan otak. Menurut Taufiq Pasiak, ahli tengkorak dan otak, membaca dapat menyalakan otak. Otak berbeda dengan mesin atau organ tubuh yang lain yang semakin sering dipakai atau semakin tua semakin aus. Tidak demikian halnya dengan otak manusia. Semakin sering sebuah otak manusia dipakai untuk belajar dan berpikir atau sering distimulus, salah satunya dengan membaca; fungsi fungsinya akan terus berkembang. Dengan demikian, orang yang suka membaca pada saat lanjut usia tidak mengalami penurunan fungsi otak yang berakibat pada gangguan daya ingat atau yang disebut demensia alias pikun.
Tetapi agar lebih efektif kita harus mempunyai teknik atau keterampilan membaca cepat dan efisien, diantaranya:
SQ3R Survey-Question-Read-Recite-Review
SQ4R Survey-Question-Read-Recite-Rite-Review
POINT Purpose-Overview-Intepret-Note-Test
OK4R Overview-Key ideas-Read-Recite-Review-Reflect
PQRST Preview-Question-Read-Summarize-Test
RSVP Review-Study-Verbalize-Preview
EARTH Explore-Ask-Read-Evaluate-Test
OARET Overview-Ask-Read-Tell-Harvest
PANORAMA Purpose-Adaptability-Need to question-Overview-Read-Annote-Memorize-Assess
Salah satu yang banyak dikenal dan dipraktekan orang adalah SQ3R. Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941.
Dalam sistem SQ3R ini sebelum membaca terlebih dahulu kita survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca. Lalu dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan, selanjutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama.
Nah sudah kita ketahui bersama meskipun pada awalnya membaca itu kadang memberikan kesan yang kurang menyenangkan karena biasanya kita memulai membaca ketika kita di sekolah dengan sebagian besar bacaan ilmiah yang sering membuat kita jenuh tetapi bagaimanapun juga untuk membuat otak kita tetap bekerja dengan normal dibutuhkan pengorbanan. Jika tidak ingin otak anda lemot bekerja alias pikun ketika masa Tua maka mulailah dengan sering membaca. Bacaannya dapat beraneka ragam jenis sesuai yang anda inginkan, jika memang tidak ada sedikitpun minat anda atau anda menganggap membaca itu tidak penting maka bersiap-siaplah anda melupakan masa lalu anda yang indah dan berkesan karena dimakan usia. Dengan membaca, hidup kita akan semakin cerah, malah bijaksana

TAHAPAN DALAM MENULIS BAGI ANAK USIA SD
Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sebagai pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis dijenang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis perlu mandapat perhatian yang optimal khususnya di Sekolah Dasar sehingga apabila kemampuan menulis ini telah dikuasai diharapkan dijenjang berikutnya kemampuan menulis mereka mampu menghasilkan karya tulisan yang produktif dimasa akan datang. Tetapi pada kenyataannya banyak sekali kesulitan menulis yang dialami oleh siswa SD. Kesulitan menulis Anak tersebut antara lain tak mampu berkomunikasi secara tertulis. Kerap ditemukan kesalahan dalam ejaan, tanda baca, dan pemakaian huruf kapital, lalu bentuk huruf yang ditulis sangatu buruk.. Kejadian ini relatif jarang terdeteksi. Anak bersangkutan terkadang bisa menulis dengan lebih baik bila diberikan waktu yang lama. Kelainan ini bisa akibat gangguan konsentrasi dan pemusatan perhatian, memori visual, dan koordinasi motorik halus. Agar dapat menulis dengan baik, diperhatikan dulu cara duduk yang benar ketika menulis, yaitu duduk tegak, kaki menyentuh lantai, serta kedua lengan di atas meja..
Supaya memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif agar kesulitan yang dialami oleh siswa dapat diminimalisir. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah dasar, seorang pengajar dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara tepat. Untuk itu, seorang guru harus memiliki pemahaman berkaitan dengan pedekatan pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan siswa, dan pertimbangan tulisan siswa.
sebagai aspek kemampuan berbahasa ia memang dapat dikuasai oleh siapa saja yang memiliki kemapuan intelektual yang memadai. Namun, berbeda dengan kemampuan menyimak dan berbicara, ia tidak diperoleh secara alamiah ia harus dilatih dengan sungguh-sungguh.
Tarigan (1983) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahmi bahasa dan lambang garafis tersebut. Byrne (1979) mengemukakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata yang disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mangarang adalah menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dikomunikasikan kepada penbaca dewngan berhasil. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan karangmengarang, pengarang menggunakan bahasa tulisuntuk menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara menarik dan mengena kepada penbaca. Oleh karenanya, disamping harus menguasaai topik dan permasalahan yang akan ditulis, penulis dituntut menguasai komponen (1) grafologi, (2) struktur, (3) kosakata, (4) kelancaran
Menulis berkaitan erat dengan berpikir karena dilakukan berulang-ulang, tulisan sebagai wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melaluui kegiatan menulis penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya, dan melalui kegiatan berpikir penulis dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis.
Mengemukakan gagasan tertulis tidaklah mudah, disamping dituntut kemampuan berpikir yang memadai juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya. Misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, motivasi yang kuat, dan lain-lain. Menurut Harris (1977:68) seorang penulis harus menguasai lima komponen tulisan, yaitu, Isi (Materi) tulisan, organisasi tulisan, Kebahasaan (Kaidah bahas tulis), gaya penulisan, dan Mekanisme tulisan. Apalagi untuk siswa usia SD memang dibutuhkan tenaga lebih untuk mengoptimalkan hasil tulisannya agar baik, karena tingkat intelektualnya yang masih rendah dan kosakata yang dipahaminya masih terbatas sehingga dengan kemampuan siswa yang terbatas tersebut seorang pengajar harus mampu mengelola kemampuan tulisan siswa yang terbatas ini agar dapat optimal.
Farris (1993) mengemukakan bahwa dalam konteks kiat berbahasa (language art) menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari siswa. Khususnya di sekolah dasar, menulis merupakan keterampilan yang sulit diajarkan sehingga bagi guru, mengajarkan menulis juga merupakan tugas yang paling sulit.
Sebagai dasar pengembangan kemampuan menulis tentu ada tahapan yang harus mereka kuasai, dan metode yang yang dapay meningkatkan kemampuan menulis secara bertahap secara garis besar dapat dikemukakan dari tahapan awal di SD sebagai berikut:
(1). Pengenalan huruf
Pengenalan huruf dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a) menyajikan gambar, b) menyebut dan menulis nama yang terdapat pada gambar, c) menggunakan teknis analisis dan sintesis, dan d) memperkenalkan bentuk-bentuk huruf.
(2). Latihan
Kegiatan yang dilakukan: a) memegang pensil dan sikap duduk, b) gerakan tangan dalam menulis, c) mengeblat:menggunakan karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan, d) menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf, dan e) menetap huruf / kata (koordinasi mata, ingatan, dan ujung jari)
(3). Menyalin Tulisan
Kegiatan yang dilakukan: menyalin uruf, menyalin kata, menyalin kalimat, dan menyalin bacaan sederhana.
(4). Menulis Halus
Penekanan diarahkan pada bentuk huruf, ukuran huruf, tebal tipisnya penulisan huruf, serta kerapian tulisan.
(5). Dikte/imla
Kegiatan yang dilakukan dalam dikte meliputi: anak menyiapkan alat tulis, guru mengucapkan kalimat, anak menulis kalimat yang diucapkan guru, tulisan anak dikoreksi oleh temannya, dan anak membetulkan tulisannya.
(6). Melengkapi
Kegiatan yang disarankan meliputi : melengkapi dengan huruf, melengkapi dengan suku kata, dan melengkapi dengan kata.
(7). Menulis Nama
Kegiatan manulis nama difokuskan pada penulisan nama benda atau gambar, nama orang, nama binatang, dan nama jalan.